Powered By Blogger

Alil Muhazali Palito Alam

Alil Muhazali Palito Alam

Selasa, 12 Juli 2011

pandangan Filsafat Pendidikan Islam terhadap Aliran - Aliran dalam Filsafat pendidikan


MAKALAH
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Tentang

PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN

                                        

Oleh Kelompok    :

DAIRIZKI                             : 409.279
DINI KRISTINA                  : 409.146
RENGGIA FERARI                        : 409.020
FITRAH HIDAYATI           : 409. 025
ZESPIRA HENDRO                        : 409.209
BASARIA                              : 409.140


Dosen Pembimbing    :

Prof. Dr. H. RAMAYULIS
FAUZA MASYHUDI, M.A



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
2011 M / 1432 H
BAB I
PENDAHULUAN


Proses pertumbuhan filsafat sebagai hasil pemikiran para filosof dalam rentang waktu yang dilaluinya telah melahirkan berbagai macam pandangan. Pandangan para filosof tersebut adakalanya bersifat saling mendukung, tetapi tak jarang pula yang bertentangan. Hal ini dapat dimaklumi karena hasil pemikiran seorang filosof bukan merupakan komponen yang dapat berdiri sendiri, akan tetapi senantiasa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti pendekatan yang dipakai serta setting sosial pemikiran filosof tersebut dimunculkan.
Dalam perjalanan sejarahnya, filsafat pendidikan telah melahirkan berbagai pandangan, yang cenderung menimbulkan keraguan yang sulit untuk dikompromikan. Hal ini disebabkan karena masing pandangan berusaha mempertahankan pendapatnya sebagai suatu kebenaran. Pandangan dari berbeda-beda tersebut melahirkan berbagai aliran, seperti eksisitensialisme, realisme, pragmatisme, idealisme, humanisme, dan lain-lain. Untuk mengenal aliran-aliran tersebut, dibawah ini akan diuraikan garis-garis besar aliran-aliran filsafat pendidikan, dan kemudian dihubungkan dengan falsafah pendidikan Islam.















BAB II
PEMBAHASAN

PANDANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN

A.    IDEALISME
1.      Hakikat Idealisme
Idealisme termasuk dalam kelompok tertua. Tokoh aliran ini adalah Plato (427-347 SM) yang secara umum dipandang sebagai bapak Idealisme di Barat. Aliran ini menurut Poedjawijatna memandang dan menganggap yang nyata hanya idea. Idea tersebut selalu tetap atau tidak mengalami perubahan atau pergeseran. Aliran filsafat idealisme menekankan moral dan realitas spiritual sebagai sumber-sumber utama di alam ini.

2.      Prinsip- prinsip Idealisme
a.       Menurut Idealisme bahwa realitas tersusun atas subtansisebagaimana gagasan-gagasan atau ide-ide (spirit). Menurut penganut idealisme, dunia beserta bagian-bagiannya harus dipandang sebagai sistem yangt masing-masing unsurnya saling berhubungan.
b.      Realitas atau kenyataan yang tampak di alam ini bukanlah kebenaran yang hakiki, melainkan hanya gambaran atau ekspresi dari ide-ide yang ada dalam jiwa manusia.
c.       Idealisme berpendapat bahwa manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi daripada materi bagi kehidupan manusia.
d.      Idealisme berorientasi kepada ide-ide yang Theosentris (berpusat kepada “Tuhan), kepada jiwa, spiritualitas, hal-hal yang Ideal, dan kepada norma-norma yang mengandung kebenaran mutlak.





3.      Implementasi Idealisme dalam Pendidikan
a.       Pendidikan bukan hanya mengembangkan atau menumbuhkan tetapi juga harus digerakkan ke arah tujuan, yaitu terhadap tujuan dimana nilai telah direakisasikan ke dalam bentuk yang kekal tak terbatas.
b.      Belajar adalah proses “Self development of mind as Spiritual Substancie” yang menempatkan jiwa bersifat kreatif.
c.       Tujuan pendidikan adalah menjaga keunggulan (excellence) kultural, sosial dan spiritual; memperkenalkan nsuatu spirit seperti kehidupan intelektual; membangun manusia dan masyarakat yang idea.
d.      Pendidikan idealisme berusaha agar seseorang dapat mencapai kesempurnaan dirinya, yaitu mencapai nilai-nilai dan ide-ide yang diperlukan oleh semua manusia secara bersama-sama.
e.       Tujuan pendidikan idealisme adalah ketetapan mutlak. Untuk itu, kurikulum pendidikan seyogianya bersifat tetap, dan tidak menerima perkembangan.
f.       Peranan pendidik menurut aliran idealisme adalah memenuhi akal peserta didik dengan hakikat-hakikat dan pengetahuan yang tepat.

Pandangan Filsafat Pendidikan Islam terhadap Idealisme
Pendidikan Idealisme  mengutamakan atau bertitik tolak kepada kemutlakan roh dan mengabaikan hal-hal yang bersifat materi (fisik). Dengan proses ini, pendidikan akan mampu mengantarkan peserta didik untuk terhindar dari kehidupan yang disharmonis. dalam filsafat pendidikan Islam, pendidikan seyogianya mampu mengarahkan manusia pada kehidupan yang seimbang, baik keseimbangan antara roh dan jasad, keseimbangan antara materil dan spiritual, keseimbangan antara individu dan masyarakat, serta keseimbangan dunia dan ukhrawi.
Dalam beberapa aspek , filsafat pendidikan islam memiliki prinsip-prinsip yang serupa dengan prinsip idealisme, terutama idealisme spiritualistis. Hal ini disebabkan, karena idealisme mengakui adanya zat tertinggi yang menciptakan realitas alam semesta sertamenggerakkan hukum-hukum-Nya, termasuk sanksi-sanksinya. Dengan demikian pendidikan moral dalam Islam menjadi sangat penting dalam rangka membina manusia yang berakhlak mulia.
Selanjutnya, titik perbedaan antara pendidikan moral menurut idealisme dan Islam terletak pada sanksi dan sumber moral diambil/dijadikan pedoman. Bagi Idealisme, sanksi bagi pendidikan moral terletak di dalam susunan dunia moral. Sedangkan menurut Islam sanksi-sanksi moral tersebut terletak pada siksa Tuhan. Sementara sumber moral pun berasal dari tuhan.

B.     REALISME
1.      Hakikat Realisme
Realisme berasal dari real yang berarti aktual atau yang ada. Realisme adalah aliran yang patuh kepada yang ada (fakta). Realisme termasuk kedalam kelompok pemikiran klasik. Aliran ini berpijak atas dasar percaya akan hakikat-hakikat yang kekal dan tidak mengalami perubahan dalam situasi dan kondisi apapun. Kaum realisme memandang dunia ini dari sudut materi. Menurut mereka, realitas di dunia ini adalah alam. Segala sesuatu berasal dari alam dan yang menjadi subjek adalah hukum alam (dunia nyata, alam dan benda).

2.      Prinsip-prinsip Realisme
a.       Manusia bisa sampai kepada hakikat tertinggi yang mutlak dan bisa mengajarkan orang lain akan hakikat-hakikat. Aliran filsafat ini terpusat pada dasar bahwa substansi alam manusia tergambar dalam dua kekhususan, yaitu berbicara dan berfikir.
b.      .Aliran ini memandang masyarakat atas dasar tiga prinsip pokok, yaitu : (1). Adanya alam adalah nyata, wujud dan tetap, tak ada peranan manusia dalam membinanya atau menciptakannya. (2). Adanya alam ini bisa dikenal manusia dengan jalan akal. (3). Pengenalan adalah penuntun tingkah lakunya, baik tingkah laku perorangan atau masyarakat.
c.       Berangkat dari pandangan tersebut, maka masyarakat hendaknya berjalan atas undang-undang yang tetap dan dalam kemampuan manusia untuk membentuk tingkah lakunya sesuai dengan undang-undang tersebut.
d.      Aliran ini menghormati sains dan mempertahankan hubungan yang erat antara sains dengan filsafat.

3.      Implementasi Realisme dalam Pendidikan
a.       Tujuan pendidikan adalah tranmisi dari ; (1). Kebenaran universal yang terpisah dari pikiran, pendapat dan pernyataan intelektual (2). Pengetahuan Tuhan, pengetahuan manusia dan masalah alamiah hanya ada jika ada Tuhan, (3). Nilai atau keunggulan kultural pendidikan seharusnya menjadikan seseorang sadar terhadap dunia nyata, termasuk nilai dan potensi kehidupan.
b.      Metode pengajaran dalam pendidikan realisme tunduk pada prinsip “mempengaruhi dan menerima” dimana realisme menentukan tujuan pendidikannya dengan mempengaruhi dan memandang kenyataan atau realita materi pendidikan yang utama.
c.       Perhatian pendidikan realisme tertuju pada pemenuhan akal para murid dengan peraturan-peraturan dan hakikat-hakikat yang terlihat dari alam.
d.      Realisme mempercayai adanya perubahan yang terbatas dan berjalan menuju satu arah.
e.       Seorang guru realisme mesti ahli dalam bidang studinya( kompetensi professional).



Pandangan Filsafat Pendidikan Islam terhadap Realisme
a.       Penerapan realismeyang cenderung menekankan pada aspek fisik dalam proses pendidikan akan menimbulkan ketidakseimbangan pengembangan potensi peserta didik. Hal ini disebabkan, karena peserta didik  adalah manusia yang memiliki potensi fisik dan psikis yang masing-masingnya membutuhkan bimbingan untuk berkembang secara optimal. Penitikberatan pada satu aspek saja berarti akan mengorbankan atau merugikan aspek lainnya. Dalam konteks ini, Islam memandang manusia sebagai makhluk yang terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Oleh sebab itu, pendidikan dalam Islam  merupakan suatu kegiatan yang terarah untuk mengembangkan potensi yang terkandung dalam kedua unsur tersebut secara maksimal.
b.      Indra dan akal manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam mengamati sesuatu. Oleh sebab itu, akal dan indra tidak dapat dijadikan satu-satunya acuan untuk menentukan sesuatu itu benar. Untuk itulah, dalam perspektif filsafat pendidikan Islam, diperlukan adanya wahyu untuk dapat menuntun manusia menuju kebenaran yang hakiki. Manusia tidak dapat menemukan kebenaran hakiki hanya tatkala manusia mengandalkan panca indra dan akal saja, tetapi manusia juga membutuhkan tuntunan wahyu (agama).
c.       Dalam realisme, pendidikan luar sekolah sangat terbatas. Sedangkan dalam filsafat pendidikan Islam, pendidikan luar sekolah (keluarga dan lembaga sosial) mempunyai peran yang besar dalam pembentukan kepribadian peserta didik.
d.      Syarat seorang guru dalam filsafat realisme adalah professional dalam bidangnya, karna tugasnya hanya sekedar mentransfer ilmu. Sementara dalam pendidikan Islam, seorang guru di samping professional, juga seorang yang dapat menjadikan dirinya sebagai Uswah hasanah bagi peserta didiknya. Hal ini disebabkan, karena tugas pendidikan dalam islam bukan saja mentransfer ilmu, tetapi juga internalisasi nilai-nilai lahiah.
C.    PERENIALISME
1.      Hakikat perenialisme

3 komentar: